SLAWI ( ranahpesisir.com ) – Bertepatan dengan peringatan Hari Museum Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI secara serentak melalui live streaming lakukan pembukaan awal (soft launching) tiga museum, salah satunya Museum Situs Semedo di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Rabu (12/10/2022).
Adapun dua museum lainnya yang diresmikan yaitu, Museum Batik Indonesia di TMII Jakarta dan Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur. Dari peluncuran itu, Museum Semedo siap beroperasi mulai Kamis (13/10/2022).
Bupati Tegal Umi Azizah mangatakan, Museum Situs Semedo merupakan pusat informasi dan ilmu pengetahuan kepurbakalaan serta penelitian arkeologi nasional. Selain akan menjadi destinasi wisata edukasi unggulan Kabupaten Tegal, keberadaan Museum Situs Semedo juga diharapkan mampu menjadi bagian dari upaya konservasi dan pelestarian kawasan cagar budaya di sekitarnya.
“Keberadaan museum ini tentunya menjadi peluang bagi warga Semedo dan sekitarnya untuk mendorong peningkatan perekonomian setempat melalui aktivitas seni budayanya sebagai sektor pendukung eksistensi situs Semedo,” jelas Umi.
Kehadiran Museum Situs Semedo menurutnya, menjadi representasi adanya kehidupan manusia purba di Desa Semedo yang berawal dari temuan artefak berupa alat-alat dari batu seperti kapak perimbas di tahun 2007 dan puncaknya di bulan Mei 2011 dengan ditemukannya fosil fragmen tengkorak kepala Homo erectus oleh Dakri, warga desa setempat, yang diperkirakan usianya sekitar 700 ribu tahun.
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tegal, saya mengucapkan selamat atas dibukanya Museum Situs Semedo ini dan terima kasih kepada jajaran Kemendikbudristek. Harapan kami, kerja sama yang telah terbangun baik selama ini akan terus berkembang dan minat serta kecintaan masyarakat pada arkeologi juga terus meningkat,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dari Museum Batik Jakarta mengatakan bahwa museum merupakan ruang publik yang terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga ia pun mengajak seluruh pihak, baik pemerintah, sekolah, komunitas, terlebih generasi muda untuk bersama-sama berkegiatan di museum.
“Museum dapat menjadi sumber inspirasi, rumah peradaban, tempat tumbuh dan berkembangnya kemampuan berpikir serta kreatifitas masyarakat, pendorong tumbuhnya rasa bangga dan cinta tanah air, serta menjadi objek wisata yang mengedepankan unsur pendidikan dan pelestarian warisan budaya. Tentu yang tidak kalah pentingnya adalah menjadi pusat informasi dan dokumentasi warisan budaya bangsa,” kata Hilmar.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Abdul Fikri Faqih yang hadir di peresmian Museum Situs Semedo mengingatkan perlu adanya dukungan dan pemahaman masyarakat terkait pentingnya museum.
“Setidaknya ada tiga hal yang harus kita perhatikan, yaitu amenitas, aksesibiltas, dan atraksi, sehingga orang akan ramai mengunjungi museum-museum ini,” kata Fikri.
Fikri menjelaskan, amenitas dapat didukung dengan adanya edukasi kepada masyarakat akan arti pentingnya Museum Situs Semedo dan pembinaan rumah khas masyarakat desa setempat yang dapat difungsikan sebagai home stay.
Kemudian aksesibilitas yang menurutnya perlu didukung jalan alternatif yang lebih mudahkan akses pengunjung luar daerah menuju Museum Situs Semedo, termasuk membuat exit tol khusus yang memang sangat dekat lokasinya. Sedangkan aspek atraksi dapat ditunjang lewat pengadaan event seni budaya di museum tersebut.
Lebih lanjut di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan Kemendikbudristek RI Irini Dewi Wanti mengatakan kunjungan ke Museum Situs Semedo untuk saat ini belum dipungut biaya sampai nanti ditetapkannya harga tiket masuk saat grand launching di waktu mendatang.
“Museum Situs Semedo sudah dibuka untuk umum, masyarakat siapa saja boleh berkunjung. Sementara belum ada tiket masuk, jadi masih free alias gratis,” kata Irini.
Sedangkan untuk menghindari penumpukan pengunjung, pihaknya akan menerapkan sistem reservasi melalui Instagram. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi jumlah pengunjung di Museum Situs Semedo karena keterbatasan tempat. (*)