Suara bedug dan dentuman meriam disambut meriah ribuan warga yang hadir mengikuti prosesi karnaval budaya dugderan/foto: puji |
Suara bedug dan dentuman meriam beberapa kali itu disambut tepuk tangan meriah oleh ribuan warga yang hadir mengikuti prosesi karnaval budaya Dugderan. Mereka menyambut datangnya bulan ramadan dengan penuh sukacita.
Saat memberikan sambutan di pendapa agung MAJT, Sekda mengatakan, dalam tradisi Dugderan banyak kegiatan yang positif. Antara lain gelar budaya tradisional dan pameran ekonomi kerakyatan. Itu semua semakin memperlihatkan bahwa Dugderan merupakan tradisi baik yang mesti dilestarikan.
"Punapa malih, wontene Dugderan ugi saged dados sarana ngraketaken ukhuwah Islamiyah antar masyarakat. Mboten namung masyarakat muslim, ananging ugi warga lintas agami, suku lan golongan. Sepuh, anem, jaler, estri, sedaya ketingal nyawiji dados setunggal. Rumaos remen lan bombonging manah, bilih warga tansah sayuk rukun kados mekaten. Punika pasederekan ingkang dados kegiatan bangsa kita awit zaman makina-kina, ngantos dumugi sak menika, kedah saged dipun jagi," pesannya dalam bahasa Jawa.
Puryono juga mengingatkan, bahwa kemerdekaan yang diraih Indonesia juga berkat jasa masyarakat. Karena itu, dia meminta agar dalam menghadapi masalah bangsa saat ini, salah satunya teror bom, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab.
"Kula suwun kanthi sanget, kita sedaya saged sami njagi kagesangan kanthi sayuk guyub rukun lan nyawiji. Ampun gampil dipun adudomba lan provokasi kaliyan tiyang-tiyang ingkang mboten nggadahi tanggeljawab," tandas mantan kepala dinas kehutanan tersebut.
Sekda mengajak agar semua kalangan masyarakat mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasar Pancasila. (rita/puji)