Dewi Aryani anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI/foto: istimewa |
Hal itu disampaikan Dewi Aryani anggota Komisi IX DPR RI dati Fraksi PDI Perjuangan jelang Hari Kesehatan Nasional (HKN), Sabtu (9/11).
Menurutnya masih perlu 80 tahun lebih bagi Indonesia untuk bisa menyamai Global Hunger Index = GHI Negara maju. Karenanya program harus segera di galakkan secara nasional dengan melibatkan seluruh stake holder dan semua aspek di berdayakan.
Saat ini yang krusial dampak migrasi dari perdesaan ke kota. Masalah penanggulangan stunting menjadi sangat spesifik di perkotaan daerah kumuh. Ini yang harus juga di pikirkan dengan segala permasalahan sosial yang ada.
"Peluang semua meja posyandu harus aktif sebagai trouble desk untuk masyarakatnya baik di desa desa maupun di wilayah perkotaan kumuh," tegas Dear, sapaan akrabnya.
Menyambut bonus demografi tahun 2030, pembangunan SDM tidak akan efektif jika problem stunting tidak segera diambil tindakan konkrit dan menyeluruh di semua wilayah negeri ini.
"Mungkin periode pemerintahan sebelumnya sudah banyak kementerian dan lembaga yang melakukan berbagai program untuk mengentaskan stunting," ungkapnya.
Namun, lanjutnya, program-program tersebut belum terintegrasi dengan baik, jadi kementerian dan lembaga terkait harus lebih sering duduk bersama agar konvergensi tersebut bisa terwujud. Kemenkes harus menjadi leading sector untuk hal tersebut.
"Berdayakan juga pemda hingga level desa untuk menjadi motor penggerak keberhasilan program penanggulangannya GHI Indonesia 2018 = 21.9, GHI negara maju <5.0. Laju penurunan GHI Indonesia 2000-2018 = 0.2/tahun. Jadi (21.9-5) : 0.2 = 84 tahun lebih," terangnya lebih lanjut.
Ditambahkan, untuk asumsi: laju penurunan GHI/tahun konstan sama dengan laju penurunan 2000-2018. GHI diciptakan oleh IFPRI (International Food Policy Research Institute), Washington, DC. Untuk jelasnya hunger diukur oleh indeks komposit terdiri atas:
1) undernourishment
2) child wasting
3) child stunting
4) child mortality. (*)