Kapolres Batang AKBP Edi S Sinulingga berikan sambutan pada acara sosialisasi mencegah dan menangkal paham radikal serta terorisme di Pendopo Kabupaten Batang/foto: istimewa |
Dalam sambutannya, Bupati Batang Wihaji mengemukakan, menangkal paham radikalisme tidak perlu menunggu apabila sudah terjadi peristiwa besar, namun harus diantisipasi sejak awal.
“Ingat Pak Presiden Joko Widodo pernah berpesan kepada kita semua supaya jangan pernah menganggap ringan hal-hal yang barangkali dianggap remeh,” tuturnya.
Dikatakan, apapun masalahnya, termasuk radikalisme. Faktanya hampir di setiap momentum penting, bangsa Indonesia mendapat goncangan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kapolres Batang AKBP Edi S Sinulingga mengatakan, menyikapi fenomena radikalisme dan terorisme, sebaiknya semua kalangan tidak menganggap remeh, meskipun masih dalam taraf ringan, namun tetap harus diantisipasi.
“Dengan semua jaringan ormas Islam di Batang, ada NU yang sangat kuat, Muhammadiyah dan LDII, potensi paham radikal tumbuh subur kecil. Tapi jangan msnganggap mereka tidak ada, justru karena kecil itu, orang-orang ini mau menunjukkan eksistensinya untuk semakin hari semakin besar,” paparnya.
Sementara Pimpinan Gerakan Prmuda Ansor Pusat Muhammad Nuruzzaman menyampaikan, pemahaman agama yang masih kuranglah yang menyebabkan timbulnya perasaan tidak toleransi dengan sesama.
“Karena dia merasa apa yang sudah disampaikan oleh Ustaz, di dunia maya itu dianggap benar,” ungkapnya.
Ia menerangkan, selama ini kisah-kisah Rasullullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam yang menunjukkan perilaku muslim yang toleransi tidak banyak diceritakan dalam buku sejarah.
“Siapa yang menceritakan kebaikan, bagaimana Rasullullah itu menjaga orang Yahudi buta yang setiap hari meludahi dan menghinanya, tetapi setiap hari Rasullullah tetap menyuapinya. Dan ketika Rasullullah itu sakit, orang Yahudi itu bertanya, kok tidak ada orang yang menyuapiku lagi?, lalu seorang sahabat menyampaikan sesungguhnya orang yang setiap hari menyuapimu adalah Muhammad, orang yang kamu hina,” jelasnya.
Nuruzzaman menegaskan, dalam Islam berteman dengan non muslim termasuk ibadah dan silaturahim pun beribadah.
“Seorang polisi dan tentara dalam tugasnya menjaga negara, kemudian meninggal, matinya syahid karena sedang menjalankan perintah negara dan mencari nafkah untuk keluarga,” tandasnya.
Kegiatan itu dihadiri pula oleh jajaran Kodim 0736/Batang, Aparatur Sipil Negara dan ormas Islam. (*)