'Mr K' pemilik 8 lukisan kuno asal Pemalang saat menunjukan koleksinya yang masih tersimpan dirumahnya/foto: uripto gd |
Dalam wawancaranya 'Mr K' mengatakan, bahwa lukisan lukisan kuno ini berasal dari leluhurnya yang juga kolektor barang antik.
"Ini kami simpan berpuluh puluh tahun. Saya jaga dan saya rawat, karena saya tahu ini boleh dikatakan tak ternilai harganya," kata 'Mr K'.
Menurutnya, memang bagi orang awam yang tidak tahu nilai seni dan antiknya lukisan akan biasa biasa saja. Namun sebaliknya, bila lukisan ini dilihat oleh pakar seni pasti akan tahu nilainya. Apalagi kalau tahu nilai historis dan tahun dibuatnya lukisan ini akan mencengangkan.
'Mr K' mengungkapkan, tadinya lukisan yang dimiliki ada 10, yang 2 dibeli oleh salah satu gubernur di Indonesia yang minta namanya disembunyikan, sehingga kini tinggal 8 lukisan.
Berdasarkan pengamatan wartawan, ada 2 lukisan karya Raden Saleh tahun 1821 dan 1879. 2 lukisan karya Basoeki Abdullah, 2 lukisan karya S Sudjojono, dan 1 lukisan karya Trubus 1907 serta satunya lagi karya pelukis Bambang dengan lukisan Singa Barong.
"Lukisan lukisan yang digaleri saya ini kalau di Eropa harga lelangnya hampir mencapai ratusan miliar. Makanya ada salah satu paranormal kondang Indonesia 'Mr X' yang kini sudah insyaf datang tiga kali ke rumah saya, dan mau membiayai ke luar negeri untuk diikutkan lelang di rumah rumah lelang terkenal di luar negeri. Namun saya belum mau," terangnya.
Sebab, masih kata 'Mr K' buktinya salah satu lukisan karya Raden Saleh di lelang di Perancis menembus harga Rp 119 miliar lebih, dan pembelinya ternyata orang Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya.
"Lukisan itu bergambar Banteng Menanduk Pasukan Berkuda. Setelah lelang mendapat apresiasi dari konsultan seni istana kepresidenan Darmawan T," katanya lebih lanjut.
Disebutkan 'Mr K' bahwa Darmawan T sendiri mengatakan betapa hebatnya karya anak bangsa Indonesia yang mampu mengguncang dunia dengan karya lukisnya yang tembus ratusan miliar.
Jadi tidak berlebihan jika 'Mr K' minta kepada awak media yang mewawancarainya untuk menyembunyikan nama dan alamat serta identitasnya, agar tidak dipublikasikan secara fulgar.
"Hal itu demi keamanan," tutup 'Mr K' mengakhiri wawancaranya. (uripto gd)