BREBES(ranahpesisir.com)-Pemerintah Kabupaten Brebes meluncurkan gerakan inovasi untuk atasi permasalahan sampah, dengan Desa Mandiri Sampah melalui Brebes Bebas Sampah Plastike Pilah Pilih Olah Sampah dari Rumah (Saripah Bestie Pipih Opah).
Gerakan itu diluncurkan Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin SH MH dalam rangka Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dan Hari Bumi, di Lapangan Desa Bulakelor Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Jumat (26/5/23).
"Panas yang kita rasakan hari ini karena pemanasan global, salah satu penyebabnya sampah plastik yang dibakar, ini tingkah laku kita, makanya kami melakukan gerakan ini," ucap Urip.
Urip menuturkan, dia sering melewati jalan desa dan masih ada tumpukan sampah, termasuk di Desa Bulakelor dan sekitaran wilayah Ketanggungan. Ada juga warga yang masih sengaja membakar sampah.
"Warga yang membakar sampah banyak di sini, baiknya sampah itu diolah, kita bisa mulai dari sumbernya dari rumah dari awal kita berkegiatan," ujarnya.
Urip mengatakan, setiap hari sampah rata-rata di Kabupaten Brebes sekitar 997 Ton, itu sampah dari rumah tangga. Sedangkan dari industri sekitar 300 Ton, tentu akan sangat berdampak pada lingkungan dan kesehatan.
"Kita membeli sesuatu upayakan sesuai kebutuhan sehingga tidak ada sisa-sisa makanan yang akan menjadi sampah," ajaknya.
Urip mengimbau agar masyarakat membeli bahan-bahan sesuai kebutuhan agar tidak mubazir. Memulai dengan menggunakan sesuatu yang bisa didaur ulang, kurangi penggunaan botol plastik ganti tumbler agar sampah kita tidak menumpuk di mana-mana.
"Mari kita membiasakan diri dari rumah, bukan hanya gerakan ini yang diluncurkan, utamanya pelaksanaan yang harus dilakukan bersama-sama, agar tidak mencemari lingkungan kita," pungkasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (DLHPS) Kab Brebes La Ode Vindar Aris Nugroho menyampaikan, gerakan hari ini bertujuan untuk mencapai gerakan desa mandiri sampah, masyarakat dari rumah bisa melakukan proses pengolahan sampah dengan baik.
"Kita berkolaborasi multihelix dari berbagai pihak, hari ini kita didukung langsung Staf Ahli Kemendagri, itu bukti dukungan dari pusat, dari sini juga banyak seperti akademisi, komunitas peduli lingkungan, unsur masyarakat dan lainnya," jelasnya.
La Ode melaporkan, dari data yang ada timbulan sampah liar di Kabupaten Brebes ada 80 titik tersebar di 17 kecamatan. Ini harus menjadi perhatian dan kepedulian bersama tidak bisa hanya dari pemerintah, tapi harus ada sinergi dan kolaborasi seluruh pihak, stakeholder yang ada di Kabupaten Brebes.
"Dengan adanya gerakan ini kita sangat mengharapkan peran serta masyarakat, sebagaimana UU No 18 Tahun 2008, yakni peran pemerintah dan masyarakat serta komponen stakeholder yang ada bersinergi dan berkolaborasi untuk menangani sampah," tuturnya.
Kata La Ode, 53 persen sampah yang berakhir di TPA sebagian besar adalah sampah rumah tangga sebagai porsi terbesar, maka gerakan ini amat penting agar penanganan sampah jauh lebih optimal.
Pada kesempatan tersebut dilakukan pemberian bantuan gerobak dan tempat sampah, bantuan telur untuk atasi stunting dan penanaman pohon.
Turut hadir Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kemendagri La Ode Ahmad Pidana Bolombo, Forkopimda dan OPD Brebes, Muspika Ketanggungan, komunitas peduli lingkungan serta siswa sekolah(*)