BREBES (ranahpesisir.com)-PC Fatayat NU Kabupaten Brebes bekerja sama dengan Yayasan Pulih Jakarta menggelar Rakor dan Sosialisasi Perempuan Indonesia Hidup Tanpa Kekerasan (PIHAK). Rakor dibuka Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes Ahmad Ma'mun, di Grand Dian Hotel Brebes, Kamis (8/8/2024).
"Kami sama visi misi dengan Yayasan Pulih yaitu memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak," ucap Ketua PC Fatayat NU Brebes Rohmatin Awaliyah saat pembukaan.
Ning Titin-demikian panggilan akrabnya-mengatakan, Fatayat NU juga memiliki Lembaga Konsultasi untuk Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (LKP3A).
"Kegiatan ini sangatlah penting dan seharusnya terus dilakukan hingga ke bawah ke ranting maupun anak ranting, mengingat kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat kompleks, apa lagi pandangan dan kepercayaan masyarakat kita masih menganggap tabu melaporkan tindak kekerasan," tuturnya.
Lanjut Ning Titin, diperlukan sinergitas tanpa batas antara pemerintah masyarakat dan organisasi sosial, sehingga angka tindak kekerasan berbasis gender dapat berkurang minimal di Kabupaten Brebes.
"Semoga melalui kegiatan ini masyarakat dapat memahami pentingnya penanganan terhadap kekerasan perempuan dan anak, dan diharapkan masyarakat tahu bagaimana dan ke mana ketika terjadi kekerasan," pungkasnya.
Manager Yayasan Pulih Jakarta Melita Talisa menyampaikan, program ini memang diusung oleh Yayasan Pulih bersama Fatayat Brebes, sesuai mandat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), kegiatannya menguatkan respon korban atau penyintas kekerasan berbasis gender.
"Perempuan di Brebes hidup tanpa kekerasan, tujuannya itu sebenarnya, melibatkan temen- temen komunitas juga desa dampingan khusus yang nanti akan dikawal Fatayat NU, termasuk OPD serta masyarakat supaya semakin bergerak dan bersinergi," terangnya.
Melita melaporkan, kasus kekerasan perempuan di Indonesia mengalami penurunan, namun masih terjadi di beberapa daerah. Satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan, secara khusus kelompok usia 15 tahun sampai 24 tahun pernah mengalami kekerasan.
"Ini berarti mengkhawatirkan anak remaja kita setidaknya pernah mengalami satu kali kekerasan dalam hidupnya, ini yang mau kita cegah bersama supaya tidak ada lagi masyarakat rentan mengalami pengalaman pahit dan menyakitkan," tutupnya.
Sementara itu, Kepala DP3KB Kabupaten Brebes Ahmad Ma'mun menyampaikan, banyaknya pihak telah bekerja sama, berkolaborasi juga intervensi. Ini upaya bersama agar terkait kekerasan berbasis gender di Brebes bisa diminimalkan.
"Semakin banyak yang terlibat maka terkait dengan sosialisasi dan pencegahan semakin baik dan masif," tandasnya.
Sebagai narasumber Yayasan Pulih Jakarta Melita Talisa dan Fatayat NU Hj Mu'minah MPd, dimoderatori oleh Nur Wakhidah. Adapun rencana tindak lanjut dari kegiatan fokus pada 2 Desa intervensi yakni Desa Rengaspendawa dan Desa Adisana dengan membentuk Fasilitator Diskusi Komunitas untuk forum remaja dan orang tua hingga pada kampanye publik.(*)